Senin, 09 April 2018

Lhok Mata-Ie


Menikmati eloknya Lhok Mata Ie, pantai tersembunyi di Aceh

Titik terakhir jika menggunakan petunjuk arah dari Google Maps hanya sampai di Pantai Ujong Pancu
PanBANDA ACEH, Indonesia — Mahzar menyeka tubuhnya yang dibasahi peluh. Nafasnya mulai habis setelah ia mendaki selama 15 menit. Pria berusia 19 tahun itu lantas memilih berteduh sejenak di bawah pohon besar.
"Lumayan jauh ternyata," kata Mahzar dengan nafas tak teratur. Minggu akhir Oktober 2017, Mahzar bersama Rappler mengunjungi sebuah pantai di kawasan Aceh Besar, Aceh.
Lokasi pantai yang ingin kami tuju ini cukup tersembunyi. Warga di sana menyebut pantai ini Lhok Mata Ie, dalam bahasa Aceh. Jika diartikan ke bahasa Indonesia, maknanya tempat keluar mata air.
Mendengar nama tersebut, kebanyakan orang mengira di sana bukanlah sebuah pantai, melainkan kolam yang memiliki sumber mata air jernih.
Kami menelusuri persembunyian pantai ini di internet. Sejumlah foto pemandangan menakjubkan di laman hasil pencarian membuat kami rasa penasaran kami bertambah.
Sayangnya, alamat menuju ke sana sama sekali tidak terlacak. Titik terakhir jika menggunakan petunjuk arah dari Google Maps hanya sampai di Pantai Ujong Pancu. Berjarak 15 km dari Kota Banda Aceh.
Keesokan harinya, dari sudut warung kopi di Banda Aceh, kami bergerak. Perjalanan menggunakan kendaraan roda dua kami tempuh menuju pantai Ujong Pancu di Kecamatan Peukan Banda, Aceh Besar.
Melewati jalanan aspal sempit, kami tiba di titik terakhir jalan yang bisa dilalui kendaraan. Dikarenakan sebuah jembatan di sana telah amblas dihempas pasang air laut. Dua pria di sana rupanya mengamati kami yang kebingungan.
"Kalau ke Lhok Mata Ie ditempuh dari jalan mana ya pak?" tanya Mahzar sambil menyalami kedua warga Ujong Pancu itu. "Parkir motornya di sana Dek, kemudian kalian harus mendaki melalui jalanan setapak ini," jawab seorang lelaki sambil menunjuk ke arah jalanan setapak di kaki pegunungan.
Kami rupanya berhenti di tempat yang tepat. Tidak berlama-lama, kami memarkirkan motor di halaman rumah panggung. Rumah tersebut milik seorang pria yang kami tanyakan tadi. Tarif parkirnya Rp.5000 untuk satu kendaraan.
Usai membayar, motor kami terparkir bersama puluhan motor lain yang lebih dulu di sana. "Motor yang lain ini sudah dua hari di sini. Mereka bermalam di sana (Lhok Mata Ie)," terang penjaga parkiran. "Bermalam atau tidak, bayar parkirnya sama juga."
Kami mulai mendaki gunung mengikuti jalan setapak yang diarahkan. Kali ini kekuatan otot kaki mulai dipertaruhkan. Tenaga semakin dikuras. Untungnya, gunung yang kami daki ini masih banyak pepohonan besar. Sehingga sinar matahari tidak langsung menerpa kami. Dan membuat perjalanan sedikit adem.
Jalur pendakian ini kurang lebih sepanjang dua kilometer. Membutuhkan waktu selama 40 menit untuk melewatinya. Jalur ini terbilang sedikit terjal. Kami sempat beberapa kali berhenti karena kelelahan.
Pesona lain selama perjalanan yaitu bisa mendengar kicauan burung di balik pepohonan. Jika beruntung, kita dapat bertemu monyet yang sedang berayun-ayun di dahan pohon yang rimbun.


Pasir putih.
"Kita hampir tiba," ujar Mahzar dengan nada keras. "Suara air terdengar sudah sangat dekat," lanjutnya sambil mempercepat langkah kakinya. Pepohonan yang rimbun tidak menyisakan sedikit pun ruang untuk menengok di baliknya. Rasa penasaran kami semakin memuncak.
Jalur semakin menurun. Menandakan tempat tujuan kami segera tiba. Rasa lelah terlupakan sudah. Perjalanan panjang yang menguras banyak tenaga segera terbayarkan. Kami mulai berlari.
Sesampai di sana, kami terdiam sejenak. Langkah seakan kaku. Pemandangan yang disuguhkan ternyata lebih indah dari foto kami lihat di internet: Pantai berpasir putih membentang sekitar 50 meter, air laut berkilau ditempa sinar matahari.
Pasir di pantai ini memang tidak terlalu luas. Bebatuan besar dan karang menghiasi di sisi lain pantai. Ombak tidak terlalu tinggi, terbilang aman untuk pengunjung yang ingin mandi atau diving.
Spot mancing dan camping
Garis pantai berpasir yang hanya puluhan meter, membuat pantai ini tampak luar biasa. Pasir pantai diapit oleh bebatuan besar dan karang di sisi lain. Pantai ini juga dikelilingi pegunungan hijau yang terbentang panjang.
Tak pelak jika pantai ini sangat cocok untuk yang suka camping. Pengunjung yang bermalam di sana bisa mendirikan tenda di bawah pepohonan besar yang tidak jauh dari pantai. Adapula yang menggunakan ayunan hammock yang dikaitkan di dahan kayu.
Selain camping, Lhok Mata Ie ternyata menjadi spot favorit bagi penyuka mancing. Pemancing sering melemparkan kail dari atas bebatuan besar. Mereka menunggu pancingan sambil menikmati pemandangan yang memanjakan mata.
Sayangnya belum ada akomodasi apapun di pantai ini. Oleh karenanya, pengunjung harus membawa sendiri segala keperluan. Sebagai daerah syariat Islam, untuk pengunjung perempuan yang ingin camping harus ada izin dari aparatur desa setempat.
Penasaran bagaimana aslinya? Ayo pacu tenagamu ke Lhok Mata Ie!


Museum Negeri Aceh


Ketika berada di Banda Aceh, maka tak lengkap rasanya jika tidak menyempatkan diri untuk singgah di situs-situs sejarah yang ada dikota ini. Kota yang menjadi pusat pemerintahan provinsi Aceh ini, menawarkan beberapa tempat wisata sejarah yang seolah memiliki daya tarik sehingga tak pernah sepi dikunjungi oleh wisatawan yang salah satunya adalah Museum Negeri Aceh.
Museum Negeri Aceh merupakan sebuah museum yang memiliki berbagai macam koleksi dari peradaban Aceh masa lampau. Disini bisa ditemukan banyak sekali koleksi antik mulai dari benda zaman prasejarah, masa kerajaan, hingga benda-benda yang identik dengan masa kolonial Belanda. Selain itu, wisatawan juga bisa melihat berbagai koleksi etnografi yang berkaitan dengan kebudayaan Aceh.

Secara geografis, letak Museum Negeri Aceh ini berada pada Jalan Alauddin Mahmud Syah, Desa Peuniti, Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh. Letaknya juga cukup strategis, berada di jantung Kota Banda Aceh membuat setiap wisatawan yang ingin berkunjung bisa menemukan museum ini dengan mudah. Selain itu, para pengunjung bisa menggunakan berbagai kendaraan umum atau juga kendaraan pribadi.
Mulanya, Museum Negeri Aceh ini hanya memiliki satu bangunan yaitu di Rumoh Aceh yang merupakan rumah tradisional masyarakat Aceh. Namun seiring berjalannya waktu, pemerintah pun akhirnya melakukan renovasi, perbaikan dan juga penambahan gedung baru yang disebut Gedung Pameran Tetap. Tak hanya itu, pemerintah pun berusaha untuk semakin memperbanyak koleksi yang ada didalam museum.
Pesona Museum Negeri Aceh
Pembangunan Museum Negeri Aceh sendiri dilakukan pada masa pemerintahan Hindia Belanda dan diresmikan oleh Gubernur Sipil dan Militer Aceh kala itu yang dijabat oleh Jenderal H.N.A Swart sekitar tahun 1915. Sedangkan untuk Kepala Museum sekaligus Kurator, ditunjuklah Friedrich Wilhelm Stammeshaus yang menjabat hingga tahun 1931.
Sebenernya Stammeshaus merupakan seorang pekerja di bidang kesehatan yang bertugas untuk angkatan darat. Namun karena kecintaannya pada etnografi, serta benda bersejarah maka beliau setuju ketika ditunjuk sebagai kepala museum sekaligus merangkap kurator. Koleksi dari Stammeshaus juga dikenal hingga ke berbagai pelosok negeri, banyak pula koleksi di museum ini adalah milik beliau pribadi.
Pada kala itu, Museum Negeri Aceh ini masih berupa Rumoh Aceh yang berbentuk seperti rumah panggung dan konstruksinya bisa dibongkar pasang. Rumoh Aceh ini juga sempat mengikut sebuah Pameran Kolonial di Semarang. Dalam acara ini, sebagian koleksi dari Stammeshaus dipertontonkan serta ditambahkan beberapa koleksi yang merupakan peninggalan Kesultanan Aceh.
Dalam pameran tersebut, Rumoh Aceh berhasil memperoleh predikat sebagai pavilliun terbaik dan berhak membawa pulang hadiah berupa 4 medali emas, 11 perak, dan 3 medali perunggu dari berbagai kategori. Koleksi yang dimiliki Museum Negeri Aceh ini tergolong cukup lengkap. Wisatawan bisa melihat benda-benda bersejarah seperti mata uang kuno, keramik, guci, koleksi tentang geologi, dan masih banyak lagi.
Di Museum Negeri Aceh ini juga terdapat beberapa maket dari Masjid Raya Baiturrahman dari masa kemasa. Selain itu, di dalam museum wisatawan juga bisa melihat foto-foto dari para pahlawan Aceh serta foto tentang perjuangan masyarakat Aceh mengusir Belanda. Benda-benda seperti pistol kuno, rencong, meriam serta senjata tradisional Aceh menjadi pelengkap museum.
Dari sekian banyak koleksi, yang mampu menarik perhatian wisatawan adalah adanya lonceng kuno yang diperkirakan usianya telah mencapai 1.400 tahun. Lonceng tersebut dikenal dengan nama “Lonceng Cakra Donya” yang merupakan hadiah Kaisar Cina dari Dinasti Ming ke Kesultanan Pasai pada abad ke 15. Lonceng tersebut dibawa oleh Laksamana Ceng Ho saat perjalanannya ke nusantara.
Tak hanya itu, di dekat Museum Negeri Aceh ini juga terdapat kompleks makam dari Sultan Iskandar Muda. Museum ini juga memiliki naskah-naskah kuno atau manuskrip, peninggalan berupa arkeologi dari sejarah dan masa prasejarah hingga koleksi fauna yang diawetkan. Dibangunnya museum ini juga memiliki fungsi sebagai media edukasi bagi generasi penerus bangsa.
Fasilitas Museum Negeri Aceh
Fasilitas yang terdapat di Museum Negeri Aceh ini juga sangat lengkap yang bisa memberikan kenyamanan wisatawan ketika berkunjung. Terdapat tempat parkir yang cukup luas, toilet pria dan wanita, mushola untuk beribadah serta dilengkapi pula dengan perpustakaan yang berisi ribuan buku tentang berbagai ilmu pengetahuan.
Selain itu, wisatawan bisa juga meminta pemandu untuk mengantarkan berkeliling museum. Sudah disediakan pemandu bagi wisatawan, pemandu akan dengan sabar menjelaskan kisah sejarah tentang koleksi-koleksi yang ada di Museum Negeri Aceh ini. Disekitar museum juga terdapat taman yang dihiasi dengan tumbuhan hijau serta bunga sehingga menimbulkan suasana asri dan nyaman.
Wisatawan juga tak usah cemas jika merasa lapar, karena disekitar museum biasanya terdapat banyak sekali pedagang kaki lima yang menjajakan berbagai kuliner. Selain itu, tak jauh dari museum wisatawan juga bisa menemukan warung dan rumah makan yang menawarkan kuliner khas Aceh. Museum juga memiliki toko souvenir untuk wisatawan yang ingin membeli oleh-oleh seperti pernak-pernik dan kaos Aceh.
Jika ingin menginap, tak jauh dari musem terdapat hotel dan penginapan yang bisa dipilih untuk bermalam. Berkunjung ke museum, memang menjadi sebuah pengalaman yang menarik serta menyajikan pengetahuan tentang sejarah Aceh. Berikut beberapa kegiatan yang bisa dilakukan wisatawan ketika berada di Museum Negeri Aceh.
Melihat Koleksi Museum
Jika kamu seorang yang mencintai sejarah, maka tempat wisata di Banda Aceh ini sangat layak untuk kamu kunjungi. Di museum ini kamu bisa melihat berbagai koleksi langka dari masa pra sejarah, hingga masuknya pemerintahan kolonial Belanda. Terdapat banyak koleksi unik mulai dari benda pra sejarah, peninggalan kerajaan, mata uang kuno, hingga koleksi etnografi tentang kebudayaan Aceh.
Kamu juga bisa menikmati keindahan dari bangunan Rumoh Aceh yang merupakan rumah tradisional Aceh bergaya rumah panggung. Selain itu, kamu bisa melihat lonceng yang berusia 1.400 tahun hadiah Kaisar Cina dari Dinasti Ming. Tempat ini memang sangat cocok, sebagai media pembelajaran tentang sejarah Aceh.
Hunting Foto
Kebanyakan dari wisatawan yang berkunjung ke Museum Negeri Aceh ini juga menyempatkan diri untuk berfoto bersama. Banyak sekali objek menarik yang bisa kamu gunakan berfoto seperti lonceng dihalaman luar museum, serta berbagai koleksi benda peninggalan sejarah didalam museum. Jika kamu hobi memotret, kamu juga bisa berkunjung ke museum ini untuk mencari objek memotret.
Hobi memotretmu akan terpuaskan dengan keanekaragaman spot menarik, seperti Rumoh Aceh, Lonceng, serta koleksi museum lainnya. Di museum ini kamu juga bisa memotret senjata-senjata ketika masa peperangan melawan Belanda seperti meriam, pistol kuno, rencong dan masih banyak lagi.
Jam Buka dan Harga Tiket Museum Negeri Aceh
Museum Negeri Aceh dibuka untuk umum pada hari Selasa hingga Minggu pukul 08.30 – 12.00 WIB dan 14.00 – 16.15 WIB. Museum tutup pada hari Senin dan hari libur nasional. Untuk harga tiket masuk museum, anak-anak harus membayar Rp. 2.000 sedangkan untuk wisatawan dewasa Rp. 3.000. Untuk wisatawan asing harga tiket masuk sebesar Rp. 5.000.


Pantai Lampuuk




Pantai Lampuuk, Kuta-nya Aceh


Laut biru berpadu pasir putih Pantai Lampuuk (acehprov.go.id)
Banda Aceh - Berjemur di pantai, bermain banana boat, berselancar, serta menyelam biasa dilakukan wisatawan saat berlibur ke Bali. Namun, Anda juga dapat melakukan kegiatan menyenangkan ini di pantai Kuta-nya orang Aceh, yaitu Pantai Lampuuk. Penasaran?

Dihimpun detikTravel, Kamis (18/4/2013) Pantai Lampuuk terletak di pantai barat Aceh, sekitar kurang lebih 20 km dari Kota Banda Aceh. Pantai ini memiliki pasir yang putih serta ombak cantik yang sangat cocok untuk Anda yang senang berselancar.

Bagi Anda yang tidak berselancar, tersedia saung-saung di pantai untuk bersantai bersama keluarga. Anda dapat menyantap aneka ikan bakar dan es kelapa sambil menikmati suasana pantai yang dengan latar belakang pegunungan yang melengkapi keindahan Pantai Lampuuk.

Anda juga dapat menyusuri pantai menikmati angin segar. Ujung Pantai Lampuuk berbatasan langsung dengan tebing tinggi yang terjal. Jika berani, anda dapat mencoba kegiatan panjat tebing yang kerap diadakan komunitas pecinta alam setempat.

Di sekitar pantai terdapat saksi bisu peristiwa tsunami 2004 silam yaitu sebuah mesjid megah. Mesjid yang kini dijadikan monumen tsunami merupakan satu-satunya bangunan yang tetap utuh ketika diterjang tsunami.

Memang ketika terjadi tsunami tempat ini sempat porak-poranda dan ditutup sementara untuk rekreasi. Namun, setelah melakukan pembangunan dan perbaikan, maka lokasi Pantai Lampuuk ini menjadi indah kembali.

Di Pantai Limpuuk, Anda bisa mendapatkan lebih dari yang pantai Kuta miliki. Di sini Anda bersama warga lokal bisa ikut wisata pelestarian penyu lekang dan penyu belimbing yang mulai langka keberadaannya.

Saat sore menjelang matahari tenggelam, pemandangan di pantai ini juga luar biasa. Merahnya cahaya matahari memantul sempurna di laut Pantai Lampuuk. Ingin menikmati pantai lebih lama? Penginapan tersedia untuk Anda.

Mungkin hanya di Pantai Lampuuk Anda dapat melakukan kegiatan berselancar, memanjat tebing, serta ikut melestarikan penyu sekaligus.


Museum Tsunami Aceh

Menjelajahi Isi, Peran dan Fungsi Museum Tsunami Aceh

MUSEUM Tsunami aceh merupakan museum yang dijadikan tempat untuk mengenang kembali peristiwa dahsyat yang pernah melanda bumi Aceh pada tanggal 26 Desember 2004 silam yang menelan sebanyak 240.000 jiwa. Museum ini terletak di pusat kota banda aceh tepatnya di Jalan Sultan Iskandar Muda berdekatan dengan Lapangan Blang Padang dan sekitar 400 meter dari Mesjid Raya Baiturrahman Banda Aceh.
foto Museum Tsunami aceh
Museum ini di bangun oleh BRR Nad – Nias dan didesain oleh M. Ridwan Kamil salah satu dosen ITB setelah memenangkan perlombaan desain. Museum Tsunami aceh ini menghabiskan Rp.140 Milyar untuk pembangunannya. jika diperhatikan dari atas museum ini menggambarkan gelombang tsunami, tetapi jika dilihat dari bawah nampak seperti kapal penyelamat dengan geladak yang luas sebagai tempat penyelamatan.
fungsi Museum Tsunami aceh

Tujuan pembangunan Museum Tsunami Aceh

Tujuan pembangunan museum tsunami ini tidak hanya menjadi sebuah bangunan monumen, tetapi juga sebagai salah satu objek bersejarah dan sebagai simbol kekuatan masyarakat aceh dalam menghadapi musibah terbesar didunia, Selain itu bangunan ini diharapkan menjadi warisan untuk generasi Aceh serta semua orang  indonesia di masa mendatang sebagai pesan dan pelajaran bahwa tsunami pernah melanda Aceh yang telah menelan banyak korban.

Fungsi Museum Tsunami Aceh

Fungsi Museum tsunami aceh adalah sebagai Sebagai monumen bersejarah tempat menyimpan semua foto-foto dan video dokumentasi pada saat terjadinya tsunami aceh. selain itu museum ini juga dijadikan tempat pendataan dan sebagai tempat pusat penelitian dan pembelajaran tentang tsunami aceh. dan museum ini juga di jadikan sebagai tempat Escape Building ( Tempat penyelamatan ) apabila terjadi tsunami dimasa yang akan datang.

Isi dalam bangunan Museum tsunami

Menjelajahi isi Museum Tsunami aceh
Isi dalam bangunan museum Tsunami – Bangunan museum ini terdiri dari 4 tingkat Pada lantai dasar museum terdapat ruang terbuka yang dapat dimanfaatkan sebagai ruang publik. Pada saat anda memasuki gedung ini, ruang pertama yang akan disinggahi pengunjung adalah ruang renungan. Dalam ruangan ini terdapat sebuah lorong sempit dan remang sekaligus dapat mendengarkan suara air yang mengalir beserta suara azan. Pada kiri dan kanan dinding lorong tersebut terdapat air yang mengalir yang di ibaratkan gemuruh tsunami yang pernah terjadi di masa silam.
objek Museum Tsunami aceh
Setelah melewati ruang renungan, anda akan memasuki ruang berkaca yang disebut “Memorial hill” yang dilengkapi dengan monitor yang dapat digunakan untuk mengakses informasi mengenai peristiwa tsunami yang melanda Aceh pada 26 Desember 2004 silam.
Menjelajahi isi dan fungsi Museum Tsunami aceh
Setelah melewati ruang memorial hill, anda akan memasuki ruang “The Light of God”, yaitu sebuah ruang berbentuk sumur silinder yang menyorotkan cahaya remang-remang. Pada puncak ruangan terlihat kaligrafi arab berbentuk tulisan ALLAH. Pada dinding-dinding ruangan ini dipenuhi tulisan nama-nama korban tsunami yang tewas dalam peristiwa besar tersebut. Bangunan ini mengandung nilai-nilai Religius yang merupakan cerminan hubungan manusia dengan sang pencipta / Allah.
Menjelajahi isi dan fungsi Museum Tsunami aceh
Pada Lantai dua museum, merupakan akses ke ruang-ruang multimedia seperti ruang audio dan ruang 4 dimensi “tsunami exhibition room”, ruang pre-tsunami, while stunami, dan post-tsunami.
Menjelajahi isi dan fungsi Museum Tsunami aceh
Kemudian lantai 3 Museum ini tersedia beberapa fasilitas-fasilitas seperti ruang geologi, perpustakaan, musalla, dan souvenir. Pada ruang geologi, anda dapat memperoleh informasi mengenai bencana yaitu tentang bagaimana gempa dan tsunami terjadi, melalui penjelasan dari beberapa display dan alat simulasi yang terdapat dalam ruangan tersebut.
Menjelajahi isi dan fungsi Museum Tsunami aceh
Tingkat akhir Gedung Museum Tsunami Aceh, berfungsi sebagai tempat penyelamatan darurat / Escape building apabila terjadi tsunami lagi di masa yang akan datang. Tingkat atap ini tidak dibuka untuk umum karena mengingat konsep keselamatan dan keamanan pengunjung, dan hanya akan dibuka saat darurat atau saat dibutuhkan saja.

Masjid Raya Baiturrahman


Jika ada sebuah tempat yang harus Anda kunjungi saat bertandang ke Banda Aceh, itu adalah Masjid Raya Baiturrahman. Inilah situs bersejarah yang telah ada sejak era kejayaan Kesultanan Aceh dan bertahan hingga saat ini. Masjid ini telah melalui berbagai hal, mulai dari tragedi pembakaran oleh kolonial Belanda tahun 1873 hingga hantaman tsunami di akhir 2004.

Masjid Raya Baiturrahman pertama kali dibangun di era Kesultanan Aceh. Bagian atap masjid ini dibuat sesuai dengan ciri khas masjid-masjid di Indonesia pada masa itu, atap limas bersusun empat.
Terdapat dua versi sejarah mengenai riwayat pembangunan masjid ini. Sebagian sumber menyebutkan masjid ini didirikan pada 1292 M oleh Sultan Alauddin Johan Mahmudsyah. Sementara, sumber yang lain menyebutkan masjid ini didirikan oleh Sultan Iskandar Muda pada 1612 M.
Dalam perjalanannya, masjid ini pernah dibumihanguskan oleh Belanda saat serangan ke Koetaradja (Banda Aceh) pada 10 April 1873. Runtuhnya bangunan masjid memicu meletusnya perlawanan masyarakat Aceh. Mereka berjuang mempertahankan masjid hingga darah penghabisan. Pada pertempuran tersebut, pihak Belanda kehilangan seorang panglima mereka, Major General Johan Harmen Rudolf Köhler pada 14 April 1873.
Bangunan masjid lalu dibangun ulang oleh pihak Belanda atas perintah Jenderal Van Der Heijden. Pembangunan ulang masjid ini merupakan bagian dari upaya meredakan resistensi rakyat Aceh terhadap pendudukan Belanda. Proses pembangunan ulang Majid Raya Baiturrahman berlangsung pada 1879-1881 M. Arsitektur bangunan yang baru dibuat oleh de Bruchi yang mengadaptasi gaya Moghul (India).
Masjid yang terletak di pusat Kota Banda Aceh ini kemudian mengalami beberapa kali perluasan. Yang pertama terjadi pada tahun 1936. Atas upaya Gubernur Jenderal A. PH. Van Aken, dilakukan pembangunan dua kubah di sisi kanan dan kiri masjid. Selanjutnya, pada tahun 1958-1965, bangunan masjid kembali diperluas. Pada perluasan kedua ini ditambahkan dua kubah dan dua menara di sisi barat (mihrab). Kelima kubah ini merupakan perlambang lima elemen dalam Pancasila.
Pada tahun 1992, dilakukan pembangunan dengan penambahan dua kubah dan lima menara. Selain itu, dilakukan perluasan halaman masjid sehingga total luas area masjid saat ini menjadi 16.070 meter persegi.
Saat gelombang tsunami setinggi 21 meter menghantam pesisir Banda Aceh pada 26 Desember 2004, masjid ini termasuk bangunan yang selamat – meskipun terjadi kerusakan di beberapa bagian masjid.
Upaya renovasi pasca-tsunami menelan dana sebesar Rp20 miliar. Dana tersebut berasal dari bantuan dunia internasional, antara lain Saudi Charity Campaign. Proses renovasi selesai pada 15 Januari 2008. Saat ini, Masjid Raya Baiturrahman menjadi pusat pengembangan aktivitas keislaman bagi masyarakat Banda Aceh. 



Senin, 02 April 2018

Alasan Memilih LP3I


7 ALASAN KENAPA HARUS LP3I
icon-01
GARANSI SAMPAI KERJA
Sebagai bentuk komitmen setiap LULUSAN LP3I harus bekerja berdasarkan persyaratan yang berlaku dengan masa tunggu 6 bulan dari waktu ditetapkan kelulusan, apabila dalam waktu 6 bulan LP3I belum menempatkan kerja maka mahasiswa akan dimagangkan terlebih dahulu sampai mendapatkan kerja di indutsri/perusahaan relasi LP3I.
icon-02
28 TAHUN BERPENGALAMAN DI PENDIDIKAN VOKASI
28 Tahun LP3I berkiprah dan berkomitmen sebagai penyelenggara pendidikan vokasi untuk menyiapkan tenaga-tenaga kerja yang siap pakai sesuai dengan bidang pekerjaan, dengan terus menerus mengembangkan konsep-konsep dan sistem pendidikan vokasi agar lulusan mahasiswa LP3I berkompeten dan siap memenangkan kompetisi dunia kerja pada era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
icon-03
PENGAJAR PRAKTISI DAN BERPENGALAMAN DI DUNIA INDUSTRI
Sebagai bukti bahwa LP3I menerapkan konsep LINK and Match dengan dunia Industri/usaha, tidak sekedar Kurikulum LP3I sesuai dengan kebutuhan dunia industri/usaha tetapi tenaga pengajar/Dosen berasal dari tenaga praktisi dan berpengalaman sehingga kasus yang dibahas relevan dengan permasalahan yang dihadapai pada bidang industri/usaha saat ini.


icon-04
DAPAT SERTIFIKASI KOMPETENSI LSP-BNSP & INTERNASIONAL
Bukan sekedar hanya Ijazah atau Sertifikat Kelulusan saja sebagai modal untuk bekerja, tetapi dunia Indutsri/usaha membutuhkan pengakuan lulusan LP3I KOMPETEN sesuai dengan bidang keahliannya, dibuktikan dengan memiliki sertifikat kompetensi melalui Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dan dari badan sertifikasi Internasional.
icon-05
BEKERJA SEBELUM WISUDA
LP3I memiliki ribuan relasi perusahaan yang telah bekerja sama untuk melakukan recruitment bagi lulusan mahasiswa LP3I. Proses penempatan kerja dilakukan pada saat mahasiswa masih kuliah pada semester akhir dan tidak menggangu proses pembelajaran, sehingga mahasiswa LP3I sudah bekerja sebelum Wisuda.
icon-06
PEMBINAAN WIRAUSAHA MANDIRI
Bagi mahasiswa yang tertarik menjadi wirausaha muda, LP3I memberikan pembinaan melalui wadah Rumah Entrepreneur untuk mengasah jiwa wirausaha, pelatihan-pelatihan wirausaha dan pemodalan.
icon-07
LEBIH BANYAK PENGAJAR PRAKTISI DARI PADA AKADEMISI
Untuk meningkatkan kualitas lulusan, LP3I menggabungkan konsep pendidikan klasik dan kemajuan technology seperti untuk pembelajaran bahsa inggris menerapkan English On Line Learning, Vocabulary Online, Classware dan E-Management/Smart Management.


KEUNGGULAN LP3I COLLEGE BANDA ACEH


  1.  Lulusan Memiliki Sertifikasi BNSP
  2. Memiliki Sertifikasi TOEIC melalui International Test Center (ITS)
  3. Benchmarking materi kuliah ke Standar Kualifikasi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
  4. metode Belajar 80% praktek 20% teori
  5. Pelopor Pendidikan Profesi yang “LINK & MACTH” dengan dunia usaha dan telah berpengalaman lebih dari 23 tahun
  6. Dibina oleh Tokoh Masyarakat dan Tokoh Pendidikan
  7. Lokasi kampus strategis dan tesebar di 24 lokasi diseluruh Indonesia
  8. Telah bekerjasama dengan lebih dari 2000 perusahaan swasta Nasional / Asing / BUMN / Instansi pemerintah
  9. Dikelola dengan Manajemen yang solid
  10. Jumlah mahasiswa perkelas maksimal hanya 25 orang


PROGRAM LP3I Collage Banda Aceh

      Business Administration


Standar Kemampuan

Kemampuan memadukan keterampilan di bidang Bahasa Inggris, Keuangan, Komputer, Perdagangan Internasional dan Manajemen merupakan keistimewaan dari program ini. Ditambah lagi dengan penanaman jiwa Entrepreneurship yang telah dibekali dengan teknik menjual secara profesional dengan presentasi dan negosiasi serta sales dan marketing management, membuat lulusan program ini diharapkan dapat menjadi administrator bisnis yang ulung dan memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan untuk tingkat middle management serta menjadi inovator pengembangan perusahaan.

Standar Lulusan


Mahasiswa mampu merancang, mengimplementasikan, mengevaluasi dan menciptakan inovasi sistem pemasaran, baik pemasaran domestik maupun internasional, serta mengelola keuangan perusahaan dengan kompetensi : 
·                     Menguasai prosedur Eksport - Import, Letter of Credit, Cara Pembayaran, Dokumen-dokumen, peraturan dan Tarif Kepabeanan, Sistem Administrasi dan Dokumen Shipping, Prosedur dan Perhitungan Asuransi serta Perbankan dan Marketing Eksport - Import.
·                     Menguasai masalah pemasaran dan teknik presentasi negosiasi serta masalah yang berhubungan dengan etika bisnis.
·                     Mampu membuat surat dan proposal bisnis baik dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa Inggris serta mampu mengadministrasikannya.
·                     Mampu mengelola keuangan dan perpajakan dalam perusahaan secara efektif.
·                     Mampu berkomunikasi secara aktif dalam bahasa Inggris dan satu bahasa asing lain, seperti bahasa Jepang atau Mandarin.
·                     Mampu mengoperasikan komputer dengan Ms. Office dan merancang sistem pemasaran dalam sebuah perusahaan dengan program Ms. Access.
·                     Mampu mengembangkan kreativitas dalam mendeteksi peluang pasar dan menyusun rencana yang dapat diajukan kepada mitra pemodal atau perbankan dan lembaga keuangan lainnya.
·                     Skor TOEFL 300 untuk Junior dan 450 untuk Senior serta TOEIC 400 untuk Junior dan 600 untuk Senior